Destinasi

Boneka bola primadona shopee di harga 7 ribuan

Ketika corona masuk ke Indonesia otomatis berbagai lini merasakan dampak yang luar biasa. beberapa toko mulai berdiri dari zona nyamannya. 

Ada yang berdiri terus balik kanan, ada juga yang berdiri dan berusaha untuk maju ke depan. Tergantung seberapa kuat ownernya menopang lini bisnis yang saat itu sudah tidak lagi menguntungkan.

Begitu juga dengan Bonekamu yang harus merelakan beberapa cabang tutup dini karena minimnya pemasukan. Bagi saya itulah lika-liku perjuangan dan membangun usaha. Sampai akhirnya bagian produksi hanya menumpuk stock tanpa tahu harus diapakan. 

Di bulan-bulan pertama sempat obral sedekah dengan memberikan stock gudang ke berbagai event santunan. Tapi dengan begitu jadi minus pemasukan dan beberapa karyawan terpaksa merasakan pengurangan penghasilan.
Saya merasakan betul kesedihan luar biasa ketika harus mengumumkan jam kerja karyawan produksi yang cuma 3 hari seminggu. 

Dari sebelumnya yang masuk penuh. Hal ini sengaja saya lakukan dengan berbagai pertimbangan daripada mereka saya rumahkan.

Dari beberapa pertimbangan tersebut akhirnya saya putuskan bahwa sayalah yang harus lebih banyak belajar lagi. 

Kalo dulunya saya merasa bahwa optimasi online hanya mentargetkan penjualan grosir atau pembuatan souvenir. Kini jangkauannya harus diperluas dengan mendatangkan pembelian secara ecer atau satuan.

Dulu saya berpendapat bahwa orang beli boneka satua ya harus memegang boneka itu secara langsung. Merasakan bagaimana lembutnya bahan boneka serta empuknya isi didalamnya. 

Tapi mindset saya ini terpaksa harus dirubah. Sekarang zamannya orang beli apapun lewat online. Dan sekarang lah waktunya saya belajar lagi.

Beberapa boneka yang memenuhi gudang mulai saya keluarkan dan difoto satu persatu. Mulai dari yang besar hingga receh seperti boneka bola. Dan violaa.. ternyata mendapat apresiasi yang sangat luar biasa.

Boneka terlaris di shopee


Sebelumnya saya sering sekali membagi boneka bola ini secara gratis karena emang peminatnya yang sedikit. 

Tapi sekarang, produksi sampai kewalahan untuk mencapai permintaan dari boneka bola itu sendiri. Hanya beberapa hari saja ternyata sudah mampu menjadi produk terlaris nomor 3. 

Sebuah kesalahan mindset saya dulu terbayarkan. Ternyata bukan karena kurang peminat, tapi kurang jauh saja pemasarannya.